JIMKI: CALL FOR PAPER

Mahasiswa kedokteran seluruh Indonesia,

Kami perkenalkan wadah untuk mempublikasikan karya tulis ilmiah yang diperuntukan bagi seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia  yang bernama JIMKI (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia). JIMKI adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional-Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN-ISMKI) setiap enam bulan sekali. Jurnal ini memuat hasil karya tulis dan penelitian mahasiswa kedokteran se-Indonesia. Pada tahun ini pelaksana Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kami dengan ini menginformasikan telah dibuka periode Call for Paper JIMKI edisi Agustus-Desember 2011 dari tanggal 1 Agustus 2011 hingga 31 Agustus 2011.

Pada tanggal di atas, penulis akan mengumpulkan karya tulis/hasil penelitian/tulisan yang telah disesuaikan dengan pedoman penulisan JIMKI yang dapat diunduh melalui alamat:

http://www.4shared.com/document/KsE0JFeU/Pedoman_Penulisan_Artikel_JIMK.html

Hasil karya kalian dapat diemail langsung ke alamat jimki_ina@yahoo.com . Mohon untuk mengirimkan SMS ke no. telepon 081318867998 untuk konfirmasi.

Karya yang masuk nanti akan diseleksi oleh tim redaksi yang akan dibantu oleh ilmuwan-ilmuwan yang sangat berkompeten di bidangnya. Apabila diterima, karya akan diterbitkan di Jurnal Ilmiah yang akan diterbitkan pada bulan Desember 2011 dan akan didistribusikan secara nasional.

Jika ada pertanyaan, dapat mengunjungi website kami di http://jimkindonesia.cloudshare.net , melalui jejaring sosial Facebook : JIMKI, atau  mengirimkan email langsung kepada redaksi jimki_ina@yahoo.com

Contact person Call for PaperAldo Ferly (08170909633), Felix Chikita Fredy (081318867998), atau Fridyan Ratnasari (085767415056)

Memperingati Hari Kesehatan Internasional

SUPLEMENTASI OMEGA-3 PENCEGAH SKIZOFRENIA

Alma Palupi Prawito,Ratih Purwaningsih *

*) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Jakarta Angkatan 2009

Skizofrenia merupakan reaksi psikotisi dengan ciri-ciri pengunduran diri dari kehidupan sosial, gangguan emosional, dan afektif yang kadang kala disertai halusinasi dan delusi serta tingkah laku yang negatif atau merusak.

 

Prevalensi skizofrenia tercatat 1 % dari populasi dunia. Pasien skizofrenia berisiko bunuh diri 10 % lebih banyak dibandingkan orang normal. Diperkirakan sekitar 50% dari seluruh jumlah tempat tidur dirumah sakit jiwa dihuni oleh penderita skizofrenia.


Berbagai penelitian menunjukkan adanya korelasi antara terjadinya gejala skizofrenia dengan gangguan struktur dan metabolisme membran sel saraf. Selain itu pasien skizofrenia menunjukkan kadar asam lemak esensial rendah. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan untuk kelancaran proses metabolisme tubuh yang disebut dengan vitamin F. Disebut esensial karena asam ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, padahal perannya sangat penting bagi tubuh. Pada penderita skizofrenia asam lemak esensial penting untuk metabolisme normal sel saraf. Contoh asam esensial adalah omega-3 terdapat pada minyak ikan terutama ikat laut.  Sebuah metaanalisis Cochrane review tahun 2006 juga menyimpulkan bahwa pemberian suplementasi asam lemak tidak jenuh dengan antipsikotik pada pasien skizofrenia menunjukkan hasil yang positif dibandingkan plasebo (obat pembanding). Rendahnya asam lemak tidak jenuh dapat menyebabkan stres oksidatif yang akhirnya merusak sel-sel saraf. Suplementasi asam lemak omega-3 dapat memperbaiki fluiditas membran dan reseptor dan meningkatkan kadar glutation di lobus temporal sehingga mencegah kerusakan sel saraf akibat stres oksidatif.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Archives of General Psychiatry Februari 2010 mengenai pemberian asam lemak omega 3 untuk pencegahan skizofrenia pada pasien yang rentan skizofrenia. Disain penelitian ini adalah acak, tersamar berganda, kontrol plasebo melibatkan 81 sampel. Sampel penelitian adalah pasien rentang usia 13-25 tahun yang memenuhi kriteria berisiko psikosis. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian kapsul asam lemak tidak jenuh omega 3 sebanyak 4 kapsul sehari dengan kandungan total 1,2 gram/hari yang diberikan selama 12 minggu. Selama 12 minggu tersebut pasien tidak mendapat obat antipsikotik ataupun mood stabilizer. Outcome dinilai dengan PANSS score (Positive and Negative Syndrome Scale) setiap minggu selama 4 minggu, minggu ke 8, minggu ke 12, bulan ke 6 dan bulan ke 12. Hasil : pada akhir bulan penelitian (bulanke 12), gejala psikosis pada 2 dari 41 pasien (4,9%) pada kelompok omega-3 dibandingkan dengan 11 dari 40 pasien (27,5%) pada kelompok plasebo (p = 0,007). Omega 3 juga secara bermakna menurunkan gejala positif (p=0,01), gejala negatif (p=0,02) dan gejala umum (p=0,01) dan meningkatkan fungsi kognitif (p=0,002) jika dibandingkan dengan plasebo. Efek samping yang ditemukan tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok. Suplementasi asam lemak tidak jenuh omega 3 dapat menurunkan risiko progresifitas psikosis dan dapat digunakan juga untuk pencegahan psikosis pada pasien-pasien yang rentan psikosis.5

 

Simpulan

1. Skizofrenia dengan prevalensi 1% di seluruh dunia, merupakan gangguan jiwa psikotik dengan ciri hilangnya afek, hilangnya interaksi sosial, delusi, halusinasi  dan gangguan kognitif.

2. Studi meta-analisis menunjukkan efek positif suplementasi asam lemak tidak jenuh pada pasien skizofrenia.

3. Penelitian terbaru menunjukkan efek positif suplementasi omega-3 sebagai pencegahan terjadinya skizofrenia pada pasien rentan skizofrenia.

 

(ASL)

Referensi

1. Frakenburg FR. Schizophrenia overview. Emedicine. Last updated May 2010. Available

online at :http://emedicine.medscape.com/ article/288259-overview

2. Peet M. Essential fatty acids: theoretical aspects and treatment implications for schizophrenia and depression. Advances in Psychiatric Treatment 2002; 8: 223-229

3. Joy CB, Mumby-Croft R, Joy LA. Polyunsaturated fatty acid supplementation for schizophrenia. Cochrane Database Syst Rev 2006

4. Amminger GP, Schafer MR, Papageorgiou K, et al. Long Chain Omega 3 Fatty Acids for

Indicated Prevention of Psychotic Disorders: A randomized placebo-controlled trial. Arch Gen Psychiatry 2010;67(2):146-154

5. konseling bangun jiwa & okultisme . julianto simanjuntak.

MEMPERINGATI HARI TUBERKULOSIS INTERNASIONAL

POTENSI VITAMIN D TERHADAP PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU LATEN

Karya: Albert Susanto

AtmaSEARCH, Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi global yang sangat memprihatinkan dan merupakan penyakit yang menginfeksi sekitar 20–33% penduduk dunia. Indonesia sendiri adalah negara dengan prevalensi TB tertinggi nomor 3 di dunia. WHO memperkirakan 2 miliar penduduk dunia menderita TB laten dan sekitar 3 juta penduduk meninggal tiap tahunnya akibat penyakit ini. Peningkatan rata–rata penyakit TB mencapai 2,4% per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut sebagai global public health emergency.

Penyakit TB menyerang hamper seluruh organ tubuh, namun yang tersering adalah organ paru karena penyebarannya yang melalui udara. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang termasuk bakteri tahan asam. Di dalam jaringan, bakteri ini hidup sebagai parasit intraseluler, yakni di dalam sitoplasma makrofag karena mengandung banyak lipid.

Manusia adalah satu–satunya reservoir dari M. tuberculosis. M. tuberculosis ditularkan secara airborne melalui dahak penderita dengan cara batuk, bersin atau berbicara. Kuman TB dapat tahan di udara bebas selama beberapa jam, namun cepat mati bila terkena sinar matahari. TB tidak menular melalui makanan, air, seks, transfusi darah, atau gigitan nyamuk/serangga.

M. tuberculosis masuk ke dalam makrofag melalui endositosis, akan tetapi bakteri ini tidak bisa difagosit karena M. tuberculosis bisa memblok fusi dari phagosome dan lisosom dengan cara menghambat signal Ca2+ dan pengambilan yang diperlukan dalam formasi phagolysosome. Tiga minggu setelah infeksi, T–helper 1 memproduksi IFN-γ  untuk mengaktifkan makrofag sehingga menjadi bactericidal.

T–helper 1 mendorong juga terjadinya formasi granuloma dan nekrosis kaseosa. Makrofag berdiferensiasi menjadi histiosit epiteloid dan bergabung membentuk sel raksasa. Pada kebanyakan orang, reaksi ini akan menghnetikan infeksi, namun pada orang tua dan orang dengan daya tahan tubuh rendah, infeksi dan reaksi imun terus berlangsung sehingga terjadi kerusakan jaringan akibat kaseosa dan kavitasi.

TB primer adalah bentuk penyakit TB yang berkembang pada orang yang sebelumnya belum pernah terekspos sehingga tidak sensitive terhadap paparan. Implikasi dari TB primer adalah (1) memicu hipersensitivitas dan meningkatkan resistensi; (2) pusat infeksi menjadi tempat bakteri dormant seumur hidup atau dapat reaktivasi pada saat imun tubuh menurun; (3) terkadang penyakit berkembang dengan cepat dan akibat daya tahan tubuh jelek atau malnutrisi.

TB sekunder adalah penyakit TB yang muncul pada orang yang sebelumnya telah mengalami sensitifikasi, bisa beberapa saat setelah infeksi primer namun lebih sering bertahun–tahun setelah infeksi primer akibat penurunan daya tahan tubuh. TB paru cenderung terletak pada bagian apex paru, diduga karena tekanan oksigen yang tinggi di daerah apex. Kavitasi terbentuk segera pada TB sekunder dan hubungan dengan jalur pernafasan menjadi penting karena penderita akan menghasilkan sputum yang infeksius.

Beberapa program pencegahan baik secara internasional maupun konvensional telah dilakukan di Indonesia. Salah satu progam internasional yang dilakukan adalah program DOTS. Program konvensional yang dilakukan adalah sanatorium, pemusnahan sapi tercemar, pendidikan kesehatan, berjemur di pagi hari, perbaikan lingkungan dan konsumsi.

Salah satu pencegahan secara konvensional adalah dengan berjemur sinarmatahari untuk mendapatkan vitamin D yang dapat mencegah timbulnya TB paru sekunder/TB laten. Akan tetapi, kebutuhan vitamin D sudah tidak dapat dipenuhi hanya dengan cara berjemur karena aktivita smanusia dan juga akibat perbedaan musim terutama bagi negara yang memiliki perbedaan musim dingin yang panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan asupan tambahan seperti konsumsi minyak ikan, kuning telur, dan ikan salmon.

Penelitian di Chinese University of Hong Kong menyatakan bahwa pasien dengan defisiensi vitamin D lebih rentan terkena penyakit TB. Batas pasien mengalami defisiensi vitamin D bila serum kalsidiol dalam darah kurang dari 50 nMol/liter dan bila kadar tersebut di bawah 10 nMol/liter, pasien tersebut akan sangat rentan terkena infeksi aktif. Defisiensi ini menyebabkan pengurangan ikatan dengan Vitamin D Receptor (VDR) dalam makrofag dan monosit yang berakibat terhentinya sintesis cathelicidin yang berfungsi sebagai anti–TB.

Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang disimpan dalam hati dan selanjutnya akan dimetabolisme di hati menjadi kalsidiol yang kemudian dimetabolisme menjadi kalsitriol. Kalsitriol tidak memiliki fungsi langsung sebagai antimikroba tetapi merupakan dapat menginduksi superoksida dalam makrofag dan meningkatkan fusi phagolysosome pada makrofag yang terinfeksi M. Tuberculosis. Kedua fenomena ini diperantarai oleh phosphatidylinositol 3-kinase yang diawali oleh pengikatan VDR oleh kalsitriol. Fungsi lain dari perlekatan ini adalah menyebabkan terinduksinya pembentukan nitric oxide yang merupakan immunomodulator.

Cara peningkatan kekebalan terhadap TB dimulai dengan interaksi Toll-like receptors (TLRs) yang ada di makrofag dengan antigen yang terdapat pada permukaan bakteri TB. Selanjutnya proses ini memicu aktivitas 25OHD-1α hydroxylase dan ekspresi VDR. 25OHD-1α hydroxylase akan mengubah kalsidiol menjadi kalsitriol dan kalsitriol selanjutnya berinteraksi dengan VDR. VDR lalu akan menginduksi makrofag untuk menghasilkan cathelicidin, sebagai respon terhadap vitamin D. Cathelicidin ini berikutnya meningkatkan aktivitas phagolysosome untuk memfagosit bakteri TB.

Kalsidiol juga memiliki fungsi sebagai pro-differentiative dan anti-proliferatif kuat dengan cara menghambat transkripsi dan sekresi dari IFN-γ, IL-20, p40, dan TNF di sel yang terinfeksi dan makrofag sehingga proliferasi dari M. tuberculosis terhambat. Oleh karena itu, vitamin D disebut juga dengan defensin, yaitu agen antimikroba sintesis endogen yang bekerja secara intrakrin, parakrin, autokrin dalam fungsi pertahanan terhadap TB.

DAFTAR PUSTAKA

  1. WHO. Laboratory XDR-TB definitions. Geneva: Meeting of the global XDR TB task force 2006. World Health Organization.
  2. World Health Organization. Global tuberculosis control report – surveillance, palnning, finance. WHO report 2008. World Health Organization.
  3. WHO. Fact Sheet 104. World Health Organization.
  4. Corlbett EL, watt CJ, Walker N, et al : The growing burden of tuberculosis : global trends and interactions with the HIV epidemic. Arch Intern Med 2003:163:1009-1021
  5. World Health Organization : PPM DOTS in Indonesia a Strategy for action : Mission report. 2003.
  6. Amin Zulkifli, BaharAsril : TB paru: Buku Ajar IlmuPenyakitDalamjilid III edisi V: 357: 2230
  7. Martineau Adrian et al. A Single Dose of Vitamin D Enhances Immunity to Mycobacteria [abstrak]. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2007;176:208-213.
  8. Nagpal Sunil, Songqing Na and RathnachalamRadhakrishnan. Noncalcemic Actions of Vitamin D Receptor Ligands [abstrak]. The endocrine review 2005; 25(6): 662-687.
  9. Martineau Adrian R. IFN-γ and TNF –independent Vitamin D-Inducible Human Supression of Mycobacteria: The Role of Cathelicidin LL-37. The Journal of Immunology. 2010;178:7190-7198.
  10. ADAMS JOHN et al. Vitamin D in defense of the human immune response [abstrak]. Annals of the New York Academy of Science. 2007; 1117: 94-105
  11. Forbes BA, Sahm DF, Weissfeld AS. Bailey and Scott’s Diagnostic Microbiology. 12th ed. Philadelphia: Elsevier’s Health Sciences Rights Department; 2007. P.478
  12. WolpowitzD,Gilchrest BA. The vitamin D questions : How much do you need and how should you get it? J Am AcadDermatol. 2006 Feb;54(2):301-17.
  13. Chan T.Y.K. Vitamin D deficiency and susceptibility to tuberculosis. Calcified Tissue International: 2000;66:476-478.
  14. Alexandra V,et al. Vitamin D as Adjuctive Therapy in Refractory Pulmonary tuberculosis: A case report. Southern Medical Journal:2009;102:649-652.

Memperingati Hari Perempuan Internasional

SEBUAH PARADIGMA BARU TENTANG ABORSI

Rido Maulana *

*)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2009

*)Anggota BAPIN-ISMKI periode 2010-2011

Setiap tahun 42 juta (22%) perempuan melakukan aborsi. 19 juta-nya dilakukan secara ilegal. Dan 68 ribu perempuan di setiap tahun meninggal akibat komplikasi aborsi tidak aman. Kebanyakan perempuan di Indonesia yang melakukan aborsi adalah perempuan yang sudah menikah dan berpendidikan, tetapi melakukan aborsi karena kegagalan kontrasepsi.

Perempuan merupakan sosok pemimpin yang baik, ini tercermin ketika perempuan berperan sebagai ibu untuk memimpin dan mendidik anak-anaknya agar berguna bagi nusa dan bangsa. Terlepas dari itu semua, dalam menginjak ulang tahun ke-100 Hari Perempuan Internasional ini sangatlah penting bagi kita semua untuk menyadari betapa besarnya peran perempuan dalam kemajuan bangsa Indonesia ini. Tetapi, masih banyak hak-hak perempuan yang masih belum dipenuhi dibangsa ini. Salah satu contohnya adalah kekerasan seksual terhadap perempuan, hal ini membuat rusaknya hidup perempuan tersebut yang sangat berarti bagi masa depannya. Akibatnya,  banyak perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki. Hal ini membuat kaum hawa terpaksa melakukan tindakan yang tidak etis dengan mengakhiri kelangsungan hidup sang janin secara paksa melalui Aborsi. Menurut data WHO diketahui bahwa di seluruh dunia, setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 15 juta remaja yang mengalami kehamilan. Sekitar 60% di antaranya tidak ingin melanjutkan kehamilan tersebut dan berupaya mengakhirinya.

Rekan Kinga dari WOW, Susan Davies menggambarkan fakta Indonesia yang memiliki tingkat aborsi sangat tinggi. Sekitar 2 juta aborsi terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Kebanyakan dilakukan perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Faktor ekonomi dan banyak anak menjadi alasan yang umum. Permasalahannya, banyak aborsi dilakukan oleh tenaga tidak terampil dan mahal. Keadaan ini membuat perempuan rela melakukan apa saja, padahal sangat memungkinkan terjadinya komplikasi pendarahan hingga kematian.

Lebih jauh WOW menjelaskan umumnya masyarakat di negara yang melarang aborsi belum menyadari bahwa sesungguhnya aborsi selalu diperlukan. Akan selalu ada keadaan perempuan yang kehamilannya tak direncanakan (KTD). Meskipun perempuan menggunakan beberapa bentuk kontrasepsi, tetap memungkinkan terjadinya kehamilan. Bahkan dengan menggunakan metode terbaik seperti pil kontrasepsi yang kemungkinan gagalnya mencapai 2% per tahun. Kebanyakan perempuan di Indonesia yang melakukan Aborsi adalah perempuan yang sudah menikah dan berpendidikan, tetapi melakukan aborsi karena kegagalan kontrasepsi.

 

Gambar 1- Pil Kontrasepsi Oral

Meskipun perempuan menggunakan beberapa bentuk kontrasepsi, tetap memungkinkan terjadinya kehamilan. Bahkan dengan menggunakan metode terbaik seperti pil kontrasepsi yang kemungkinan gagalnya mencapai 2% per tahun. Kebanyakan perempuan di Indonesia yang melakukan Aborsi adalah perempuan yang sudah menikah dan berpendidikan, tetapi melakukan aborsi karena kegagalan kontrasepsi.

Penanganan KTD bisa dilakukan dengan cara penggunaan pil bernama misoprostol. Pil dengan merek dagang Cycotec, Nopostrol, Gastrul, Cirisol dan Chromalux ini, dijelaskan oleh WOW dapat digunakan dalam penanganan KTD aman secara mandiri, tanpa melalui bantuan tenaga medis. Berdasarkan riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan misoprostol sebagai metode aborsi memiliki tingkat keberhasilan hingga 90%.

Gambar 2 – Penggunaan Misoprostol di Dunia

Informasi ini semakin penting di negara yang belum bisa terbuka dalam memberikan pelayanan aborsi yang legal dan aman. Kelengkapan dan dipercayannya informasi harus didapatkan semua perempuan sebagai hak asasinya, untuk memutuskan pilihan diri dan kesehatannya.

Susan melengkapi acuan hak asasi perempuan tersebut. Sebagai anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (UN), Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menghormati dan melaksanakan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR). Hak asasi manusia (HAM) tersebut telah ditetapkan di Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 39/1999 tentang HAM. Di antara tuntutan HAM tersebut ada hak hidup dan hak kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, mental dan reproduksi.

 

Gambar 1 – Senyum anak anda adalah masa depan bangsa

Daftar Pustaka

  1. Fakta dunia ini dikemukakan oleh Women on Web (WOW) dalam diskusi “The live-saving potential of Misoprostol in Indonesia”, Senin (24/1) di kantor Yayasan Jurnal Perempuan, Jakarta.
  2. http://www.guttmacher.org/pubs/2008/10/15/Aborsi_di_Indonesia.pdf-Aborsi Di Indonesia
  3. Usep Hasan S.2011.Aborsi Aman sebagai Hak Perempuan. Jurnal Perempuan


JIMKI (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia)

PROFIL JIMKI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI) merupakan program kerja tahunan Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) dan Satu-satunya jurnal resmi mahasiswa kedokteran Indonesia
SEJARAH JIMKI
•Berdiri pada tahun 2008
•Pelaksana tahun 2008-2010 adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
•Pergantian pengurus dilakukan melalui acara tahunan BAPIN ISMKI, Temu Ilmiah Nasional
•Lisensi Dikti: ISSN 1907-042X
ARTIKEL JIMKI
•Hasil karya ilmiah mahasiswa kedokteran se-Indonesia
•Hasil penelitian
•Tinjauan pustaka
•Laporan kasus
•Editorial
•Artikel penyegar
•Advertorial
PEMBIMBING JIMKI
•Ketua tim untuk Jurnal Utama Indonesia:

DR. Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K)

•Pemimpin Redaksi MKI:

DR. Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K)

•Tim Redaksi P2KB-MKI (Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan – Majalah Kedokteran Indonesia)
CP       : Eko Aryanto FK Universitas Indonesia
No      :085813184174
email : jimki_ismki@yahoo.com

KANKER: TAK KENAL MAKA TAK MENANG

Oleh: Saeful Anwar*

*) Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM Angkatan 2009

*) Staf Divisi HUBLU-IT BAPIN-ISMKI

Epidemiologi

Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Hampir 12,7 juta terjadi kasus baru kanker dan menyebabkan 7,6 juta kematian di dunia pada tahun 2008. Kanker yang sering berkembang di negara maju dengan angka survival yang tinggi adalah adalah kanker prostate, kanker payudara, dan kanker kolorektal. Namun, beberapa kanker mempunyai angka survival yang rendah, seperti kanker liver, kanker lambung, dan kanker esophageal. Kanker dengan angka survival yang rendah ini sering dijumpai di negara-negara berkembang1.

Di Indonesia sendiri, prevalensi kanker mencapai 4,3. Prevalensi tertinggi terjadi pada Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 9,63, sedangkan Maluku menduduki prevalensi terendah yaitu sebesar 1,52.

Apa itu Kanker?

Kanker adalah suatu kelas penyakit dengan karakteristik terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Ada lebih dari 100 jenis kanker berbeda yang masing-masing diklasifikasikan berdasarkan sel yang terkena. Kanker dapat menjadi hal yang berbahaya atau malignan ketika dua hal di bawah ini terjadi:

  1. Invasi, sel kanker menyebar ke tubuh melaui sistem peredaran darah atau limfonodi menyebabkan perusakan pada sel yang sehat.
  2. Angiogenesis, sel kanker tumbuh dengan mengalami pembelahan dan membentuk pembuluh-pembuluh darah baru.

Ketika tumor berhasil menyebar ke organ lain dan tumbuh, menginvasi, kemudian menghancurkan jaringan yang sehat lainnya, ini disebut metastasis3.

Bagaimana Terjadinya Kanker?

Suatu sel dapat mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol apabila terjadi kerusakan atau mutasi pada DNA. Substansi yang secara langsung berpengaruh terhadap terjadinya kerusakan DNA  dan menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Beberapa contoh karsinogen adalah: rokok, asbes, arsen, radiasi: sinar gamma dan X-ray, sinar matahari, dan asap knalpot3,4.

Siapa yang Berisiko?

Beberapa faktor risiko yang dapat memperngaruhi terjadinya kanker adalah perilaku orang-orang dengan: obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi makanan yang diawetkan, konsumsi makanan berpenyedap, peminum alkohol, dan perilaku merokok2.

Bagaimana Gejala Kanker?

Gejala spesifik kanker sering tidak muncul, jadi orang-orang yang berisiko perlu dilakukan tes screening5.Selain itu, terapi kanker akan lebih mudah ketika kanker terdiognosis sejak stadium awal6. Gejala kanker berbeda tergantung tipenya, namun secara umum gejala yang sering muncul pada penyakit kanker adalah: bengkak pada bagian tubuh tertentu, perdarahan dari mulut, genital, atau anus, konstipasi atau diare persisten, kesulitan menelan atau berkemih, berat badan turun secara tiba-tiba, munculnya mole (spot hitam pada kulit), batuk kering dan serak tenggorokan yang persisten, serta rasa lelah yang kronis7,8.

Bagaimana cara pencegahannya?

Sepertiga dari semua kasus kanker dapat dicegah9. Pencegahan dilakukan dengan menghindari fakor-faktor risiko seperti yang telah di jelaskan di atas.

Bagaimana cara pengobatannya?

Treatmen dari kanker bergantung pada tipe kanker, stage (suda sebarapa jauh penyebarannya), usia, status kesehatan pasien, dan karakteristik perseorangan. Tidak ada treatmen tunggal untuk kanker, dan biasanya pasien mendapatkan kombinasi antara terapi dan perawatan paliatif. Treatmen yang biasa digunakan adalah: pembadahan, radiasi, kemoterapi, immunoterapi, terapi hormon, dan terapi genetik3.

Karena dampaknya yang dapat menyebabkan kematian, pemberantasan penyakit kanker sangat diperlukan. Bentuk pemberantasan yang nyata dalam hal ini adalah prevensi bagi yang belum terkena dan kuratif bagi yang sudah terkena. Terlepas dari itu semua, pengenalan lebih dini terhadap kanker perlu dilakukan untuk menentukan kebijakan intervensi maupun pengembangan riset selanjutnya, karena sekali lagi: kenali kanker dan menangkan dalam peperangan memberantasnya!

(DIVISI HUBLU-IT BAPIN-ISMKI)

Further reading:

  1. Globocan 2008 Cancer Fact Sheet. Available from: http://globocan.iarc.fr/factsheets/cancers/all.asp
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Peringatan Hari Kanker Se-dunia. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/info-umum-kesehatan/149-peringatan-hari-kanker-se-dunia.html
  3. Medical News Today: What is Cancer? What Causes Cancer? Available from: http://www.medicalnewstoday.com/info/cancer-oncology/
  4. http://www.youtube.com/watch?v=LEpTTolebqo&feature=player_embedded#
  5. Emedicinehealth: Cancer Symptoms. Available from: http://www.emedicinehealth.com/cancer_symptoms/article_em.htm
  6. Signs and Symptoms of Cancer. Available from: http://www.macmillan.org.uk/Cancerinformation/Aboutcancer/Signssymptoms.aspx
  7. Signs and Symptoms of Cancer. Available from: http://menshealth.about.com/od/diseases/a/cancer_signs.htm
  8. The Cancer Cure Foundation: Cancer Symptoms. Available from: http://www.cancure.org/cancer_symptoms.htm
  9. WHO: Cancer. Available from: http://www.who.int/cancer/prevention/en/